Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tanjungpinang melakukan penertiban terhadap gerobak dan kontainer yang ditinggalkan pedagang di kawasan Laman Bunda, Tepi Laut, pada Kamis (17/4/2025).
Langkah ini diambil untuk mengembalikan fungsi taman sebagai ruang terbuka hijau, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2018 tentang Ketertiban Umum.
Penertiban dilakukan bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin), Dinas Perhubungan (Dishub), serta unsur kelurahan dan kecamatan. Lokasi yang menjadi fokus penertiban mencakup taman dari bawah Tugu Raja Haji Fisabilillah hingga perbatasan Tugu Sirih.
“Segala bentuk aktivitas jual beli dan meninggalkan barang dagangan di area taman tidak diperbolehkan,” tegas Kepala Seksi Operasi dan Pengendalian Satpol PP Tanjungpinang, Singgih Prawiro Hermawan.
Ia menyebutkan bahwa area taman akan ditata ulang agar kembali bersih dan berfungsi sebagai ruang publik yang nyaman.
Sebagai solusi, Pemerintah Kota menyediakan ruang khusus bagi pedagang di area parkir bawah taman, yang dapat digunakan mulai pukul 16.00 hingga 24.00 WIB.
Pedagang wajib membongkar dan membawa pulang peralatan dagang setelah jam operasional.
“Sebagian area parkir tetap difungsikan untuk kendaraan pengunjung. Ini sudah kami koordinasikan dengan Dishub,” jelas Singgih.
Dalam operasi tersebut, Satpol PP mengamankan tiga unit kontainer—satu telah diangkut, dan dua lainnya ditangani oleh pemilik secara mandiri.
Mereka diberi tenggat waktu tiga hari untuk membersihkan sendiri. Selain itu, empat gerobak dan berbagai barang rongsokan seperti meja bekas dan potongan kayu juga turut disingkirkan dari taman.
Penertiban dilakukan secara humanis. Petugas mengedepankan pendekatan persuasif, terutama kepada pedagang yang masih berjualan di area taman saat sore hari.
“Taman harus steril dari aktivitas jualan pada pagi hari. Kami akan terus lakukan patroli dan pengawasan di lapangan,” kata Singgih.
Berdasarkan data Disdagin, terdapat 98 pedagang terdaftar di kawasan tersebut. Namun, jumlah aktif yang berjualan setiap hari bervariasi.
“Tidak semuanya aktif karena berbagai alasan, termasuk faktor cuaca dan stok dagangan,” tutup Singgih.(*)