Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Pulau Penyengat, salah satu destinasi unggulan di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, akan menjadi lokasi pelaksanaan Gerakan Wisata Bersih (GWB) yang digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung pada Rabu pagi, 30 Juli 2025. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau, Hasan, program GWB di Pulau Penyengat rencananya akan dihadiri oleh Sekretaris Menteri Pariwisata, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi, serta sejumlah pejabat dari Kemenparekraf.
“Kegiatan ini juga akan melibatkan Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad, Pemerintah Kota Tanjungpinang, masyarakat setempat, serta pegiat lingkungan,” ujar Hasan, Selasa (29/7/2025).
Aktivitas utama Gerakan Wisata Bersih akan difokuskan di area pantai sekitar Balai Adat dan lingkungan permukiman warga Pulau Penyengat.
Hasan menjelaskan, Pulau Penyengat dipilih sebagai lokasi kegiatan karena memiliki nilai strategis sebagai destinasi wisata budaya dan bahari. Selain kaya akan sejarah, pulau ini juga menyimpan potensi ekowisata yang kuat.
“Pulau Penyengat menjadi contoh penting dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan yang berbasis budaya lokal dan pelibatan masyarakat,” tambahnya.
Lebih dari sekadar aksi bersih-bersih, kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran bersama tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan di kawasan wisata.
Pemerintah juga ingin mendorong kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan destinasi yang bersih, sehat, dan nyaman bagi wisatawan maupun warga.
“Sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan para pemangku kepentingan sangat dibutuhkan agar program seperti ini bisa berdampak jangka panjang, khususnya di wilayah perbatasan dan kepulauan,” jelas Hasan.
Gerakan Wisata Bersih sendiri merupakan program nasional yang diluncurkan pada 23 Januari 2025.
Program ini sejalan dengan visi pariwisata berkelanjutan sesuai konsep Asta Cita Presiden Prabowo.
Di tingkat daerah, Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau terus berkomitmen menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan destinasi wisata, termasuk melalui kegiatan rutin gotong royong yang melibatkan masyarakat.(*)






