Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Lebih dari 4.000 peserta dari 26 negara hadir dalam ajang Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) Business & Conference 2025 yang digelar Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi RI) di The Stones Hotel, Legian, Bali, pada 9–11 Oktober 2025.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, mengatakan antusiasme peserta dari berbagai negara menunjukkan pengakuan terhadap potensi besar industri kreatif Indonesia di sektor gim.
“Kita tidak hanya berkumpul untuk konferensi, tetapi juga memperkuat visi bahwa Indonesia dan Asia Tenggara sedang tumbuh menjadi pusat inovasi kreatif dan digital dunia,” ujar Meutya saat membuka IGDX 2025, Sabtu (11/10/2025).
Sejak pertama kali digelar pada 2019, IGDX berkembang menjadi ajang strategis yang mempertemukan talenta lokal dengan mitra global.
Menurut Meutya, dari tahun 2021 hingga 2024, program IGDX telah mencatat peluang kemitraan bisnis senilai lebih dari USD 75 juta, melibatkan ratusan pengembang, investor, dan lembaga modal ventura dari berbagai negara.
Dengan mengusung tema “Accelerating Southeast Asia’s Creative Power”, IGDX 2025 menjadi wadah kolaborasi terbesar di kawasan Asia Tenggara bagi pengembang gim, penerbit, investor, akademisi, hingga komunitas kreatif.
Tahun ini, pameran menampilkan 32 booth pengembang gim, 354 peserta bisnis, 10 universitas dan inkubator, serta 8 booth mitra dan 5 mitra acara.
Beberapa perguruan tinggi seperti Primakara University, PENS, STMM Yogyakarta, Universitas Ciputra, dan BINUS University ikut berpartisipasi untuk memperkuat pengembangan talenta dan riset kreatif nasional.
Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Edwin Hidayat Abdullah, menyebutkan bahwa IGDX 2025 menjadi momentum penting bagi pengembang lokal untuk memperluas jaringan dan menarik minat investor global.
“Hingga hari kedua, ada lebih dari 1.600 pertemuan antara studio gim Indonesia dan investor internasional. Harapannya, kerja sama nyata bisa terwujud untuk memperkuat industri gim nasional,” jelas Edwin.
Selain mempertemukan pelaku industri, IGDX juga menjadi sarana berbagi pengetahuan dan memperluas akses pasar global bagi pengembang lokal.
Ketua Asosiasi Game Indonesia (AGI), Shafiq Husein, turut mengapresiasi peran Komdigi RI dalam memperkuat ekosistem industri gim tanah air.
“Industri ini tidak bisa dibangun sendirian. Kolaborasi dan jaringan yang kuat adalah kunci keberlanjutan,” katanya.(*)