Indonesia Buka Peluang Kerja Sama Ekspor Daging Halal dengan Mongolia

Lintaskepricom
Indonesia Buka Peluang Kerja Sama Ekspor Daging Halal dengan Mongolia. Foto: Ilustrasi Pixabay.

Lintaskepri.com, Jakarta – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI membuka peluang kerja sama perdagangan dengan Mongolia, khususnya terkait ekspor daging halal ke Indonesia.

Hal ini disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Hubungan Ekonomi dan Kerja Sama Pembangunan Kemlu RI, Dyah Lestari Asmarani, dalam forum bisnis bertajuk “Expanding Horizons in Trade and Investment” yang digelar KBRI Beijing di Ulan Bator, Mongolia, Rabu (19/11/2025).

Dyah menjelaskan bahwa industri halal memiliki potensi besar untuk dikembangkan bersama. Menurutnya, hubungan dagang Indonesia dan Mongolia menyimpan banyak peluang yang belum dimaksimalkan.

Ia mencatat bahwa tren ekspor–impor Indonesia terus meningkat, sehingga diperlukan langkah strategis untuk memperluas kerja sama di masa mendatang.

Ia mencontohkan diversifikasi ekspor, peluang produk industri, serta potensi impor Mongolia yang didukung komoditas mineral, energi, dan logistik.

Dyah menekankan bahwa Mongolia memiliki sumber daya alam yang kaya seperti tembaga, batu bara, emas, uranium, dan mineral tanah jarang.

Di sisi lain, Indonesia memiliki keunggulan dalam teknologi pertambangan, jasa teknik, dan manufaktur alat berat.

Kolaborasi kedua negara, kata Dyah, bisa dilakukan melalui kerja sama alat dan jasa pertambangan berbasis praktik berkelanjutan atau melalui skema usaha patungan.

Selain sektor pertambangan, kerja sama juga berpotensi dikembangkan di bidang energi terbarukan, ketahanan pangan, hingga pendidikan dan pengembangan SDM.

Dyah menilai kedua negara bisa menjajaki program pertukaran pelajar untuk insinyur, termasuk peluang riset bersama terkait pertambangan berkelanjutan.

Sekretaris Jenderal Kamar Dagang Nasional Mongolia (MNCCI), Saruul Bulgan, dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa Mongolia saat ini tengah memperluas ekspor produk non-tambang.

Pada 2024, komoditas tambang masih mendominasi 92,8 persen ekspor Mongolia dengan nilai mencapai USD 14,7 miliar.

Mongolia kini ingin mendorong produk lain seperti kasmir, daging, buah, kacang-kacangan, makanan olahan, wol, hingga kulit.

Dengan populasi ternak mencapai 58 juta ekor, Mongolia menghasilkan sekitar 450 ribu ton daging per tahun, dan sebagian diekspor ke China, Iran, serta beberapa negara lainnya.

Saruul menambahkan bahwa Mongolia membutuhkan asistensi terkait standar daging halal karena pemerintah Indonesia mewajibkan sertifikasi halal untuk seluruh daging impor.(*)

Simak Berita Terbaru Langsung di Ponselmu! Bergabunglah dengan Channel WhatsApp Lintaskepri.com disini