Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Ibu dari Agung Haryadi, pemuda asal Tanjungpinang yang menjadi korban perdagangan orang di Kamboja, mengungkapkan penderitaan yang dialami anaknya selama berada di negara tersebut.
Menurut Dessy, anaknya sempat kehilangan akses komunikasi setelah tiba di lokasi penyekapan.
“Sampai di sana, anak saya tidak bisa dihubungi. Handphone-nya ditahan, dia tidak diberi makan, tidak diberi minum,” ungkap Dessy, Jumat (27/12/2024).
Baca juga: Korban Perdagangan Manusia Asal Tanjungpinang Minta Pertolongan Pulang
Setelah beberapa waktu, Agung akhirnya diizinkan menggunakan telepon, tetapi Dessy tidak dapat menghubunginya secara langsung. Situasi ini semakin memperburuk kekhawatirannya sebagai seorang ibu.
Dessy juga mengimbau agar masyarakat berhati-hati dalam menerima tawaran kerja di luar negeri, terutama jika tidak memiliki dokumen resmi.
“Lebih baik tetap di Indonesia. Di negara orang, apalagi tanpa dokumen, sangat berbahaya. Kami takut terjadi hal yang lebih buruk,” tegasnya.
Baca juga: Terduga Pelaku TPPO di Tanjungpinang Ditangkap, Dua Korban Berhasil Diselamatkan
Hingga kini, Dessy terus berupaya memohon bantuan dari berbagai pihak, termasuk kepolisian, BP3MI, dan KBRI Kamboja, untuk memastikan anaknya dapat pulang dengan selamat.(*)
Editor: Brm