Lintaskepri.com, Bintan – Harga santan di Pasar Barek Motor Kijang, Kecamatan Bintan Timur, mengalami kenaikan signifikan dalam tiga bulan terakhir.
Salah seorang pedagang, Wati, mengungkapkan harga santan kini mencapai Rp35 ribu per kilogram, naik dari Rp20 ribu. Menurutnya, kelangkaan buah kelapa menjadi penyebab utama kenaikan ini.
“Kelapa susah di dapat, petani petani banyak yang panen tidak maksimal,” ungkapnya.
Selain hasil panen tidak maksimal, ia melanjutkan, penyebab kurangnya buah kelapa saat ini lantaran banyaknya kelapa yang ngantas atau lawas. Wati berharap agar fenomena ini cepat berlalu, agar buah kelapa mudah didapat kembali di pasaran.
“Kami biasanya ngambil (kelapa) di daerah Marapas, Mantang dan Numbing. Semoga cepat normal kembali,” harapnya.
Pedagang lain, Yudi, menambahkan kelapa dari wilayah Riau dan Jambi banyak diekspor ke luar negeri, sehingga memengaruhi ketersediaan untuk pasar lokal.
“Banyak kelapa dari Jambi dan Riau yang di ekspor. Sehingga terdampak ke kita,” sebutnya.
Sementara itu, Tim terpadu yang terdiri dari DKUPP, DKPP, dan Polres Bintan melakukan monitoring untuk mengidentifikasi penyebab lonjakan harga.
Tepis Isu Kelebihan Ekskpor
Kabid Perdagangan DKUPP Bintan, Setia Kurniawan, mengatakan berdasarkan hasil indentifikasi penyebab kenaikan harga santan di wilayahnya karena tidak maksimalnya panen kelapa beberapa waktu terakhir.
Oleh karena itu, ia menepis isu kelebihan ekspor kelapa menjadi pemicu melonjaknya harga santan di wilayah Bintan. Sebab, saat ini di Bintan sama sekali tidak melakukan ekspor kelapa ke luar negeri.
Berdasarkan data sepanjang tahun 2024, terdapat ekspor dari PT. Bionesia Foods (Kawasan Industri Lobam) dengan total 2.965.346,410 kg, dengan nilai ekspor senilai 5.710.906,26 USD.
Adapun komoditi ekspor menurutnya bukan merupakan kelapa mentah, melainkan kelapa olahan yang sudah jadi produk seperti CC milk drink, CC water, CC cream, CC low fat milk.
“Tujuan ekspor yang dilakukan PT. Bionesia Foods meliputi 10 negara New Zealand, Bangladesh, German, China, Singapura, Shanghai, AfrikaTimur, Korea, Inggris, dan Australia, dengan negara asal bahan baku kelapa Kuala Tungkal Provinsi Jambi 30 persen, Selat Panjang kabupaten Indra Giri Hilir dan Guntung kabupaten kepulauan Meranti Provinsi Riau 70 persen”, tutupnya.
Berdasarkan data yang di miliki oleh DKPP Bidang Perkebunan Kabupaten Bintan, saat ini area perkebunan di wilayah Kabupaten Bintan, saat ini seluas 4.120 hektar, dengan hasil produksi sebanyak 2.056 ton per tahun, yang berasal dari 3 kelompok tanaman.
Yakni, tanaman menghasilkan seluas 2022 hektar, tanaman belum menghasilkan seluas 652 hektar dan tanaman tua rusak seluas 1.447 hektar.(Ink)
Editor: Ism