Tanjungpinang, LintasKepri.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang menggelar kegiatan pembinaan kampung iklim kepada masyarakat di wilayah Kelurahan Melayu Kota Piring.
Kepala DLH Kota Tanjungpinang, Hendri, saat pemaparan materi di hadapan masyarakat di Kantor Lurah Melayu Kota Piring, Senin (23/11), menuturkan, program kampung iklim (Proklim) merupakan program nasional.
Dia menilai program ini memberikan penghargaan terhadap partisipasi aktif masyarakat yang telah melaksanakan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang terintegrasi.
Sehingga, dapat mendukung target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) nasional dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim.
“Dalam mewujudkan program kampung iklim di suatu wilayah, terdapat tiga komponen yaitu kelompok masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha,” katanya.
Hendri menjelaskan, tujuan Proklim adalah menciptakan masyarakat yang memahami permasalahan perubahan iklim dan dampaknya. Serta, melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara proaktif yang berkontribusi dalam pencapaian pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Ada 3 manfaat Proklim. Manfaat pertama untuk lingkungan, dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 26 persen pada tahun 2020.
Manfaat kedua bagi masyarakat dapat meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim dan dampaknya.
Manfaat ketiga bagi pemerintah tersedianya data adaptasi dan mitigasi iklim serta potensi pengembangannya di tingkat lokal sehingga menjadi masukan dalam pengambilan kebijakan, strategi, dan program dalam mengendalikan perubahan iklim.
Di tempat yang sama, Lurah Melayu Kota Piring, Zulkifli, menyambut baik adanya kegiatan Proklim yang dilaksanakan oleh DLH.
“Semoga dengan adanya kegiatan ini memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk sama-sama menjaga lingkungan,” kata dia.
“Kita yakin materi yang disampaikan narasumber dalam kegiatan ini ilmunya sangat berguna untuk diterapkan di masyarakat,” tambah Zulkifli.
Terbentuknya Proklim ini, sambung dia, memberikan kesadaran untuk menjaga lingkungan bersih dan terhindar dari berbagai bencana.
Wilayah kampung iklim di Kelurahan Melayu Kota Piring nantinya diwacanakan dibentuk di tiga titik. Untuk awal satu titik yaitu di Jalan Kuantan. Kedepannya difokuskan di kawasan pesisir.
Menurut Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Air, Lingkungan dan Manusia (LSM ALIM), Kherjuli, Proklim di tingkat tapak (RW/Dusun) menjadi salah satu solusi di tengah kondisi cuaca global yang semakin ekstrem akibat perubahan iklim.
Proklim memicu kesadaran warga dan semua pihak untuk bersama-sama melakukan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim guna menekan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Kherjuli menyebut Proklim merupakan solusi dan inovasi dari semua masalah. Jadi, bukan solusi atas masalah-masalah yang terkait dengan lingkungan hidup saja seperti kekeringan, banjir, longsor, kebakaran hutan dan lahan, limbah, sampah, pencemaran udara, air, sungai, dan lain sebagainya.
“Bukan hanya masalah alam saja. Tetapi masalah sosial budaya, ekonomi, bencana, pengendalian penyakit (Vektor), ketahanan pangan, kearifan budaya lokal, tanggung jawab kemitraan, sampai penguatan ekonomi masyarakat dapat ditangani dengan Proklim ini,” papar dia.
Sasaran akhir Proklim, tutur Kherjuli, adalah manfaat sosial, lingkungan hidup dan ekonomi secara selaras.
(cho)