Diduga Terjadi Pelecehan di SD, Walikota Menyayangkan KPPAD Beberkan Identitas

Sep 16, 2015
H. Lis Darmansyah, SH, Walikota Tanjungpinang (kiri) dan Erry Syahrial, Ketua KPPAD Kepri (Kanan) Foto:istimewaH. Lis Darmansyah, SH, Walikota Tanjungpinang (kiri) dan Erry Syahrial, Ketua KPPAD Kepri (Kanan) Foto:istimewa
H. Lis Darmansyah, SH, Walikota Tanjungpinang (kiri) dan Erry Syahrial, Ketua KPPAD Kepri (Kanan) Foto:istimewa
H. Lis Darmansyah, SH, Walikota Tanjungpinang (kiri) dan Erry Syahrial, Ketua KPPAD Kepri (Kanan) Foto:istimewa

Tanjungpinang, Lintaskepri.com – Walikota Tanjungpinang, H Lis Darmansyah SH, sangat menyayangkan Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak daerah (KPPAD) Kepulauan Riau (Kepri), karena telah mengumumkan kepublik terkait siswi disalah satu Sekolah Dasar (SD) yang diduga telah menjadi korban pelecehan teman laki-lakinya.

“Saya sangat menyayangkan KPPAD Kepri yang telah membeberkan ini semuanya, mulai dari, Sekolahnya hingga ke alamat lengkapnya, padahal tugasnya sudah jelas, perlindungan, apa arti dari perlindungan itu, ya dilindungi, tidak dibeberkan semuanya, namun tetap ditindak lanjuti,” ungkap Lis.

Namun, lanjut Lis, Orang tua murid juga harus ikut memantau anaknya disekolahan, tidak dibiarkan begitu saja, “Karena anak kita belum tentu juga tidak nakal,” ujarnya.

Sementara, Ketua KPPAD Kepri, Erry Syahrial dikonfirmasi media ini melalui ponselnya mengatakan, Kasus itu sudah selesai melalui mediasi di kantor Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang.

“Semuanya sudah kita panggil, mulai  dari orang tua kedua belah pihak hingga guru di sekolahan tersebut, semuanya sudah damai secara kekeluargaan, jika terulang lagi, maka kita akan melihat kasusnya, jika pelakunya masih yang sama, nanti kita lihat juga, bagai mana kasusnya. Namun ini tidak mengarah keranah hukum, juga tidak ada juga yang melaporkan ke pihak hukum,” tutup Erry.

Sebelumnya, Tiga Siswi disalah satu SD di Tanjungpinang, diduga telah menjadi korban pelecehan oleh 11 orang teman laki-laki sekelasnya, Senin (14/09) lalu. Menurut Informasi dari salah seorang teman sekolahnya, kasus tersebut berawal dari permainan tangkap-tangkapan.

“Orang itu awalnya main-main polisi-polisian om, yang 3 orang korban itu, R, N dan D, tapi yang diremas-remas dadanya hanya D, sampai nagis-nagis dia,” kata salah seorang teman sekolah korban yang melihat kejadian tersebut, kepada media ini, Rabu (16/09).

Tangan Korban D, lanjut sumber, dipegang oleh 11 orang teman laki-lakinya, sedangkan yang meremas dada D hanya satu orang saja, namanya Dn, yang lainya hanya memengang tanganya.(Aliasar)

Bagikan Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *