Lintas Kepri

Infromasi

Ciptakan IRT Berdayaguna, Dinsos PPPA dan PUSPA Bahari Gelar Pembinaan IR di Selaut

Mar 21, 2019
Foto bersama usai kegiatan Pembinaan dan Pendataan IR di Selaut.
Foto bersama usai kegiatan Pembinaan dan Pendataan IR di Selaut.
Foto bersama usai kegiatan Pembinaan dan Pendataan IR di Selaut.

Natuna, LintasKepri.com – Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di tingkat Desa, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Natuna, menggelar Kegiatan Pembinaan Industri Rumahan (IR) untuk mewujudkan Kemandirian Ekonomi Perempuan ditingkat Desa.

Kali ini, kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Selaut, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Pada Rabu (20/03/2019) siang.

Demi suksesnya kegiatan tersebut, Dinsos PPPA Natuna merangkul Forum Komunikasi Daerah (Forkomda) Partisipasi Publik terhadap Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PUSPA) Bahari Natuna. Yang merupakan sebuah lembaga untuk membantu mengawasi dan mengontrol masalah hak perempuan dan anak, yang berada di daerah ujung utara NKRI.

Kepala Seksi (Kasi) Data Gender Dinsos PPPA Natuna, Kuwati, menjelelaskan, bahwa kegiatan yang dilaksanakannya tersebut, bertujuan untuk mendata dan membina para Ibu Rumah Tangga (IRT) sebagai pelaku IR, yang ada di Desa Selaut.

Syamsuriana saat menyampaikan materi tentang Ekonomi Kreatif kaum Perempuan.
Syamsuriyana saat menyampaikan materi tentang Ekonomi Kreatif bagi kaum Perempuan sebagai IRT.

Dengan adanya pembinaan ini, diharapkan para pelaku IR di Desa tersebut, dapat memahami semua materi yang disampaikan oleh para narasumber. Sehingga mereka bisa menjalankan usahanya dengan maksimal, melalui system managemen yang terarah. Diantaranya system pembukuan, penyisihan modal dan pengembangan usaha yang lebih besar lagi.

“Pendataan dan pembinaan ini sudah kami laksanakan dibeberapa Desa dan Kecamatan di Natuna. Habis dari sini, bulan depan rencananya kita akan laksanakan di Kecamatan Serasan dan Serasan Timur,” terang Kuwati, disela kegiatan.

Melalui pendataan ini, nantinya akan menjadi bahan evaluasi bagi Dinsos PPPA Natuna, untuk melakukan pembinaan lebih lanjut kepada pelaku IR kedepannya.

Sementara itu Kepala Bidang Sosial dan Perlindungan Anak PUSPA Bahari Natuna, Syamsuriyana, menyampaikan, bahwa kaum perempuan yang menjadi IRT, harus bisa berdayaguna bagi keluarganya.

Para peserta pembinaan Industri Rumahan.
Para peserta pembinaan Industri Rumahan.

“Seorang istri harus bisa berfikir kreatif, untuk menciptakan kemandirian ekonomi bagi keluarganya. Supaya bisa menambah penghasilan keluarga, diluar gaji suami,” kata Syamsuriyana, didepan peserta pembinaan IR.

Wanita yang akrab disapa Ana itu menjelaskan, bahwa faktor ekonomi menjadi salah satu pemicu retaknya hubungan rumah tangga. Untuk itu ia berharap melalui kreatifitas seorang istri, dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga lewat sektor ekonomi.

“Pertengkaran didalam rumah tangga, sering terjadi akibat faktor ekonomi. Makanya kalau ingin angka kekerasan didalam rumah tangga menurun, seorang istri harus mampu berperan untuk menguatkan ekonomi keluarganya. Caranya ya dengan membuat usaha seperti Industri Rumahan,” kata Ana.

Wanita berhijab itu menambahkan, jika sudah terjadi keretakan dalam rumah tangga, anak akan menjadi korbannya. Sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan mental seorang anak.

Sugiono Utomo saat membimbing peserta untuk mengisi formulir pendataan.
Sugianto Utomo saat membimbing peserta untuk mengisi formulir pendataan.

Masih kata dia, bahwa Industri Kreatif tersebut dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan sumberdaya alam yang ada disetiap Desa. Salah satunya dengan mengolah ikan menjadi panganan olahan yang memiliki nilai jual tinggi.

“Contohnya ikan tongkol, kalau kita jual langsung, mungkin harganya hanya Rp 15 ribu perkilo. Tapi kalau kita olah menjadi kerupuk atom atau kerupuk iris, harganya akan jauh lebih mahal,” jelasnya.

“Ataupun cengkeh, kalau kita jual timbang, paling hanya laku sekitar Rp 100 ribu, coba kalau kita bungkus dengan plastik kecil-kecil sebagai bumbu dapur, mungkin bisa mencapai Rp 200 ribu perkilonya. Karena sudah kita kemas,” katanya lagi.

Sementara itu Pendamping IR dari PUSPA Bahari Natuna, Undri, mengatakan, bahwa masih banyak peserta pendataan IR, yang tidak memahami maksud dan tujuan mereka dilakukan pendataan. Bahkan ada yang sama sekali tidak mengisi setiap pertanyaan yang tercatat dalam formulir tersebut.

Tiba di pelabuhan Selaut, rombongan mendapatkan sambutan hangat dari Kades beserta perangkat Desa setempat.
Tiba di pelabuhan Selaut, rombongan mendapatkan sambutan hangat dari Kades beserta perangkat Desa setempat.

Padahal, kata Undri, didalam formulir pendataan tersebut berisi harapan yang bisa disampaikan para pelaku IR, kepada Pemerintah.

“Dengan adanya pendataan, kita bisa tau apa keluhan mereka dan apa yang mereka inginkan dari Pemerintah. Dari situlah nanti kita bisa melakukan evaluasi, dan mencari solusi atas permasalahan yang mereka hadapi, selama menjalankan Industri Rumahan,” terang Undri.

Kegiatan yang selesai sekitar pukul 13:00 Wib itu, dihadiri langsung oleh Kepala Desa Selaut Abu Hair, Babinsa Selaut Kopda Sahat MP Sinaga dan Kopda Zulkarnaini, para Ketua RW dan RT, perangkat Desa Selaut serta warga.

Sementara narasumber yang terlibat dalam kegiatan tersebut, diantaranya Wakil PUSPA Bahari Abdullah Lubis, Sekretaris PUSPA Bahari Sugianto Utomo serta Ketua Bidang Sosial dan Perlindungan Anak PUSPA Bahari, Syamsuriyana.

Laporan : Erwin Prasetio

Bagikan Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *