Mengenali Akal Pikiran dan Potensi Menjadi Seorang Pemimpin

Okt 18, 2017
Bayu Permana Putra, Mahasiswa STIE Pembangunan Tanjungpinang.

Oleh : Bayu Permana Putra Mahasiswa STIE Pembangunan Tanjungpinang

Bayu Permana Putra, Mahasiswa STIE Pembangunan Tanjungpinang.
Bayu Permana Putra, Mahasiswa STIE Pembangunan Tanjungpinang.

Potensi terbesar manusia adalah akal dan pikiran. Itulah yang membedakan dengan makhluk lainnya sehingga manusia memiliki drajat yang tinggi.

Apa itu akal pikiran?, dan apa itu berfikir?. Banyak diantara kita tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan itu. Sebenarnya akal dan pikiran adalah hal yang sering kita dengar dan kita sebut-sebut, namun terkadang kita yang memikirkan bahwa dibalik itu semua terkandung arti yang kita sendiri tidak dapat menjawabnya.

Pikiran kita analogikan seperti anda memiliki handphone yang canggih akan tetapi tidak bisa menggunakannya atau dengan kata lain percuma memiliki suatu hal yang hebat akan tetapi tidak tahu dan tidak bisa menggunakannya.

Bagaimana mungkin kita bisa memaksimalkan potensi diri apabila kita tidak tahu tentang potensi tersebut, ada banyak sekali definisi tentang akal dan pikiran.

Menurut Dr. Tubagus Wahyudi, akal adalah pembeda anatara baik dan buruk, benar dan salah. Manusia memiliki akal sedangkan hewan tidak punya. Inilah rahmat yang sangat besar dari Tuhan Yang Maha Esa. Hewan tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah atau mana yang baik dan mana yang buruk.

Pikiran adalah bagaimana makhluk memecahkan dan mengatasi masalah. Manusia dapat memecahkan masalah, berarti manusia memiliki pikiran. Sedangkan Berfikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia juga perasaan dan kehendak manusia.

Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek tertentu. Menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran kemudian mempunyai wawasan tentang obyek tersebut.

Dalam Al-khawathir, Syekh Muhammad Mutawalli al-Sya’rawi mengatakan, pikiran adalah alat ukur yang digunakan manusia untuk memilih sesuatu yang dinilai lebih baik dan lebih menjamin masa depan diri dan keluarganya.

Dengan berpikir, menurut James Allan, seorang bisa menemukan pilihannya. Sedangkan dalam psikologi-sosial, ilmuan mendefinisikan “berpikir” sebagai bagian terpenting yang membedakan manusia dari binatang, tumbuhan dan benda mati.

Dengan berpikir, manusia bisa membedakan yang bermanfaat dan tidak bermanfaat. Selain itu, antara yang halal dan yang haram, positif dan negatif. Dengan begitu ia bisa memiliih mana yang cocok bagi dirinya dan bertanggung jawab atas pilihannya.

Dengan kesadaran, pengetahuan maupun pemahaman baru tentang apa itu akal, pikiran dan berpikir kita harus mulai sadar bahwa ketidaktahuan kita selama ini dikarenakan kita sendiri yang belum memutuskan untuk mempelajarinya.

Sekarang anda pasti mulai lebih menyadari mengapa saat ini belum bisa memaksimalkan potensi diri kususnya menjadi jati diri seorang pemimpin, bukan karena anda tidak berbakat. Akan tetapi, karena tidak memiliki data untuk melakukannya.

Otak manusia itu seperti perangkat laptop yang baru kita beli dimana kita harus menginstalnya terlebih dahulu dan mengisinya dengan program yang kita perlukan sebelum kita menggunakannya.

Maka bersyukurlah karena saat ini anda sedang melakukan proses penginstalan untuk menjadi leader. Mari kita teruskan proses penginstalan untuk menjadi seorang leader dengan terus belajar dan terus menerapkan jati diri seorang pemimpin didiri kita.

Bagikan Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *